Rabu, 15 Agustus 2012 08:40:14 WIB Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun membius ribuan pengunjung acara pengajian Ramadan di lapangan Desa Pulo Lor Jombang Kota, Selasa malam (14/8/2012). Dalam acara tersebut, ia juga menyindir para pemimpin dan pejabat dengan lagu dolanan 'Gundul-gundul Pacul'.
Cak Nun tidak sendiri, pria berambut semi gondrong ini juga mengusung grup musik Kiai Kanjeng. Lewat grup musik itu, Cak Nun bershalawat serta berdzikir di tengah dinginnya hembusan angin malam. Praktis, ribuan penonton yang memadati lapangan Pulo Lor tidak bergeser sejengkal pun dari tempat duduknya hingga dini hari.
Usai berbicara panjang lebar, pria yang dijuluki 'Kiai Mbeling' ini meminta sejumlah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar naik ke atas panggung. Selanjutnya, mereka menyaikan lagu gundul-gundul pacul secara bersama-sama dengan iringan Kiai Kanjeng. Ia lantas menguraikan makna yang tersirat dari lagu dolanan tersebut.
Menurut Cak Nun, Gundul-Gundul Pacul berarti pemimpin atau kepala. Sedangkan wakul adalah wadah nasi, yang berarti kesejahteraan rakyat. "Jadi pemimpin itu tugasnya 'nyunggi wakul' alias meletakkan kesejahteraan rakyat di tempat paling atas," kata suami dari Novia Kolopaking ini.
Dia lantas mengatakan bahwa wakul harus dibawa dengan cara disunggi(diletakkan di atas kepala), bukan dicangking (ditenteng/dibawa dengan tangan), dikempit (diletakkan di antara pinggang dan lengan yang dirapatkan) atau dipikul. Selain itu, yang nyunggi wakul (mengurusi kesejahteraan rakyat) juga tidak boleh gembelengan (seenaknya sendiri, arogan).
Jika yang nyunggi wakul itu gembelengan, maka menurut Cak Nun, wadah nasi itu akan tumpah berceceran di jalan. "Kalau nasi sudah tumpah berceceran di jalan, yang memakannya bukan lagi manusia. Tapi ayam. Dalam arti, pemimpin yang gembelengan itu tidak pernah memperhatikan kesejahteraan rakyatnya ," urai pria kelahiran Desa Menturo Kecamatan Sumobito, Jombang ini.
Pada bagian selanjutnya Cak Nun meminta seluruh hadirin tidak pernah berhenti berusaha mendekat kepada Allah serta senantiasa menjaga kerukunan. Misalnya, antara pemimpin dengan rakyat selalu terjalin komunikasi dua arah. Bukan sebaliknya, pemimpin hanya sibuk mengurusi dirinya sendiri. Sedangkan rakyat dibiarkan begitu saja.
Pada penghujung acara, budayawan kondang ini meminta sejumlah pejabat yang hadir untuk naik ke atas panggung. Mereka adalah, Wabup Jombang Widjono Soeparno, Kapolres AKBP Tri Bisono Semiharso, serta anggota DPRD Jatim Sumrambah. Masing-masing dari mereka diminta memberikan sambutan singkat serta menyapa ribuan pengunjung.
jempol bngeeett..bos
ReplyDelete